Senin, 14 April 2014

Sial Tapi Beruntung

Embun pagi membasahi rerumputan, ayam berkokok dengan kerasnya, dan matahari mengeluarkan sinarnya. Tetangga sekitar mulai beraktifitas seperti bias. Ipan masih tertidur pulas di atas kasur yang sangat empuk, dipeluknya sebuah guling. Tak ada orang lain di dalam rumah, Ayah dan Ibu sedang ada acara bersama teman-temannya. Begitupun Salma, mau mengerjakan tugas kelompok dari Ibu Guru katanya.

*TRERERENG... TRERERENG...* alarm berbunyi.

Tak ada reaksi apapun yang terjadi, Ipan tetap tertidur. Pertandingan sepak bola yang sangat seru sepertinya semalam. Tidak sengaja ponsel yang ditaruh di sampingnya terjatuh. Sontak langsung terbangun, mengambil alat komunikasi tersebut. Ketika melihat jam, ternyata telah menunjukkan pukul 07.30, artinya Ipan terlambat datang ke sekolah.

Grasak-grusuk menyiapkan seluruh alat tulis dan pakaiannya, Ipan sembari berlari menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Mengguyur seluruh badan dengan asal, lalu menyabunkan beberapa bagian tubuh saja. Tak perduli bersih atau tidak, yang terpenting tubuhnya sudah terkena air. Mengingat juga waktu sudah terlalu siang.

Pakaian lecak lantaran belum tersetrika, digunakan tanpa rasa malu. Lalu, menujulah ke halaman rumah untuk memakai kaos kaki dan sepasang sepatu. Mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga, melewati jalan yang berlubang karena belum ada respon dari pemerintah terhadap laporan warga.

Jarak dari rumah Ipan cukup jauh dengan sekolah. Untuk itulah ia menggunakan sepeda supaya tidak terlalu capek berjalan, ya hitung-hitung sekalian berolahraga.

Sampai di gerbang sekolah, ada Pak Tejo, seorang satpam tua yang bisa dibilang lumayan tegas karena dulu beliau ikut dalam pelatihan Kepolisian.

“kamu kok baru dateng?” tanya Pak Tejo.

“mm..mma.. maaf, pak” jawab Ipan dengan gugup.

Diajaklah Ipan duduk sebentar di pos, menceritakan mengapa ia bisa terlambat. Untungnya, di saat itu Pak Tejo sedang berbaik hati dan mengizinkannya masuk ke dalam sekolah.

Ditaruh sepeda dengan tidak berhati-hati, sampai beberapa sepeda lainnya terjatuh. Tidak perduli, Ipan langsung berlari terbirit-birit menuju kelas. Sudah mulai belajar sepertinya. Miss Fauziah sedang menjelaskan materi pelajaran Bahasa Inggris sembari bertanya kepada para murid untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan.

Ipan masuk ke dalam kelas dengan wajah menunduk, teman-teman meneriakannya dengan ejekan. Sementara Miss Fauziah menenangkan, ia duduk dengan tenang di samping Farhan, sahabat karibnya. Tidak ada hukuman apapun yang diberikan pada saat itu. Ah, beruntungnya diriku.

3 komentar:

  1. Kurang greget ni, seharusnya bisa lebih kompleks lagi ceritanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahaha iya nih ka, aku masih newbie. lagi belajar juga soalnya. terima kasih udah ngasih saran. :)

      Hapus
  2. Keren nih blog nya, Sama postingan nya ..

    BalasHapus

Terima kasih udah baca tulisan gue. Silakan komentar yang sesuai dengan isi postingan yang tadi kamu udah baca. Jangan ninggalin link, tenang aja pasti bakal dapet feedback dari gue kok. Happy Blogging!

- Irfan Alharits (@irfanalharits)