Jumat, 25 Oktober 2013

Bukan Renungan Biasa


Suara gertakan kaki terdengar. Sapri berdiri. Membawa kayu. Perlahan berjalan menuju ke arah suara itu muncul. Ketika sampai disana, ada teriakan seorang wanita. Di dalam ruangan. Sempit. Gelap. Sapri bergegas berlari menuju wanita tersebut.

Wanita itu tangannya terikat. Kakinya pun sama. Mulutnya telah tersumpal dengan bahan. Sapri menghampiri wanita tersebut. Wanita itu tidak berbicara. Sapri heran. Lalu, wanita itu menghentakkan kakinya ke lantai. Sapri masih tetap tidak mengerti. Sampai akhirnya, wanita itu merontak-rontakkan dirinya. Sehingga, kursi tersebut jatuh. Sapri hening. Beberapa menit kemudian, Sapri baru sadar. Iya. Bahwa mulut wanita itu masih tersumpal bahan.

Setelah terbuka semuanya, akhirnya mereka keluar dari ruangan tersebut. Saling berkenalan. Dan, mereka pun berteman. Saling kontek-kontekan. Mulai dari nanyain hal yang penting, sampe yang nggak penting sama sekali. Contoh: “kamu udah nguras air laut?”

Beberapa minggu kemudian, Sapri berniat mengajak Shinta. Ya, wanita yang pernah ditolong oleh dirinya minggu lalu. Kebetulan, bertepatan pada hari ulang tahun Shinta. Katanya sih sekalian ingin memberikan surprise kepada Shinta.

***

Hari yang sudah dijanjikan pun tiba. Sesampainya di tempat yang sudah ditentukan, mereka saling bertatapan. Iya. Matanya. Berpegangan tangan layaknya sepasang burung dara kekasih.

Sapri meminta izin kepada Shinta untuk mengambil tas yang ada di motornya. Lalu, setelah dia mengambil tasnya tersebut, langsung kembali lagi ke tempat yang dimana didalamnya ada Shinta.

Mereka mengobrol. Sampai akhirnya, Shinta merasa haus. Sapri yang tidak tega melihatnya, segera membuka tasnya, dan mengambil minuman. Dan, ternyata, itu adalah… MINUMAN KERAS.

Ya. Sapri adalah seorang preman pasar. Wajahnya ya bisa dibilang tampan, badannya juga tidak dekil, sehingga dia menjadi tidak terlihat seperti layaknya seorang preman.

***

Shinta tidak tau kalo itu minuman keras. Karena, Sapri menaruhnya di dalam botol air mineral. Shinta yang sudah tidak kuat menahan rasa dahaga, langsung meminumnya. Lalu, terlelaplah dia di tempat itu juga. Sapri membawa Shinta ke tempat berkumpulnya para preman. Dan, langsung membunuh dan membuangnya di tempat yang sangat sepi.

Nah, pesan yang kalian bisa ambil dari cerita di atas adalah “Jangan langsung akrab dengan orang yang belum kita kenal sejak lama. Terlebih lagi, kalo orang itu pas awal kenal sama kita, sifatnya baik. Belum tentu, kan, dibelakangnya kek gimana. Dan juga, satu lagi, kalo diajak ketemu di tempat yang belum pernah kita kunjungi, jangan mau”

Btw, hati-hati juga, ya, sama temen kalian. Walaupun udah kenal sejak lama, bisa jadi, doi malah nusuk kita. Emang sik, ya, nggak semua temen itu baik. Ada yang dateng pas lagi butuh doang, ada yang inget sama kita pas doi lagi seneng. Tapi nggak menutup kemungkinan ada temen yang memang benar-benar temen. So, siap siaga aja, ya!

Well, sebenernya, kita juga nggak boleh milih-milih temen. Ya meskipun doi nakal, kita jangan ikut-ikutan nakal. Main mah main aja sama mereka. Tapi juga harus tau mana yang bener mana yang salah. Misalnya, ketika ditanya atau ditawarin sesuatu sama temen kalian, difikir dulu. Jangan terlalu mudah mengatakan 'iya'. Kalo bisa, temen yang nakal, kita nasehatin secara baik-baik. Walaupun beberapa minggu, bulan, atau tahun nggak berubah juga, ya, memang, semua butuh waktu dan proses.

2 komentar:

  1. Betul tuh pesan yang di pragrafah akhir :D teman boleh tapi hidup ditentuin sendiri hahah

    BalasHapus

Terima kasih udah baca tulisan gue. Silakan komentar yang sesuai dengan isi postingan yang tadi kamu udah baca. Jangan ninggalin link, tenang aja pasti bakal dapet feedback dari gue kok. Happy Blogging!

- Irfan Alharits (@irfanalharits)