Memasuki pertengahan bulan November, terhitung udah tiga bulan gue nggak update blog. Sibuk sekolah. Tugas banyak. Harus bolak-balik ke percetakan. Kegiatan itulah yang hampir setiap hari gue lakukan. Sekalinya ada waktu senggang buat nulis, entah tangan males sekali untuk menyentuh keyboard dan menuangkan sesuatu yang ada di pikiran, juga hati. Jari terasa kaku saat mau mulai nulis lagi, idepun menjadi susah untuk didapatkan. Padahal udah dipancing sedemikian rupa.
Menjalani tiga bulan tanpa menulis, berat rasanya. Biasanya kalau ada apa-apa, entah masalah atau kabar gembira, kadang gue tuliskan di lembaran kertas atau note di handphone. Namun mungkin karna kesibukan yang terlalu, gue jadi males nulis. Selalu ada gangguan ketika gue mau mencoba untuk nulis kembali. Baik dari gangguan adik atau kakak yang minta jemput sekolah, tetangga yang minta bantuin nguras empangnya, dan ibu-ibu yang ngegosip dengan gelak tawa yang sangat keras. Ah, tiga hal tersebut udah menjadi makanan sehari-hari buat gue. Apalagi yang terakhir. Tapi yang kedua cuma becanda.
Nulis yuk! |
Iseng buka galeri foto di handphone, nemu quotes yang dibuat oleh Pramoedya Ananta Toer, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” DEG! Seketika dada gue nyesek, teringat udah cukup lama gue nggak nulis. Gue mikirnya, kalo gue nggak nulis lagi, gimana nanti pembaca blog gue. Gimana nanti cita-cita gue sebagai penulis. Gimana nanti, gimana nanti, dan begitu terus. Dari quotes itu gue belajar bahwa kalau gue nggak pandai dan nggak nulis, apa kabar masa depan gue? Jadi, gue putuskan untuk kembali nulis lagi mulai dari sekarang. Kalau udah nulis buku, udahan gitu nulisnya? Enggak dong, tetap nulis pastinya. Doakan saja ya.
Semakin kesini, gue makin sadar bahwa menulis itu bukan hal yang sepele dan patut untuk dianggap remeh. Menulis adalah bekerja. Menulis adalah menuangkan seluruh rahasia, hingga menjadi sebuah cerita. Menulis adalah membuat orang lain ikut merasakan, seakan-akan ada di dalam tulisan/cerita tersebut. Menulis adalah membuat orang lain tertarik untuk menulis. Menulis adalah bekal untuk masa depan ketika anak atau cucu kita nanti bertanya, “pa/ma, kek/nek, waktu muda punya karya apa?”, lalu kita menjawab dengan memberi sebuah tulisan atau buku hasil karya imajinasi dan ide kreatif dari otak kita. Menulis adalah bukan tentang apa yang ditulis, tapi tentang “berfikir” bahwa sebenarnya menulis itu perlu.
Kalau di luar sana orang berfikiran bahwa, “ngapain nulis? buat apa?”. Mari kita putar balikkan menjadi, “kenapa nggak mau nulis?”. Manusia nggak selamanya hidup, pasti akan mengalami kematian. Dimana seluruh anggota badan udah nggak berfungsi lagi. Termasuk otak. Tuhan sengaja menciptakan otak bukan hanya sekedar pajangan saja, namun berfungsi untuk berfikir dan memutuskan suatu hal yang dianggap baik oleh manusia tersebut. Nah, saat masih hidup, bukankah saatnya untuk membuat suatu karya atau gebrakan yang nantinya akan dikenang oleh banyak orang ketika umur kita udah habis? Salah satunya adalah menulis.
Menulis jarang sekali dipedulikan oleh masyarakat. Padahal manfaatnya sangat besar. Contohnya, kamu nulis buku dengan usaha yang keras dan memakan waktu yang cukup lama. Lalu buku kamu terkenal dan menjadi best seller di berbagai toko buku. Otomatis royalti dari buku kamu semakin besar, dong? Sementara kamu pada saat itu sedang tidak punya uang, lalu tinggal ambil saja di bank. Terbayar ‘kan seluruh usaha & ide kamu? Gimana? Menguntungkan & menyenangkan bukan?
Jadi, mari menulis! Sebarkan semangat menulis kepada kalangan teman, sahabat, keluarga, ataupun pacar. Jadikan hidupmu berwarna, berkarya, dan bermakna. Salam Super!
berarti nulis juga bisa buat nunjukin konsistensi ya?
BalasHapusYup! Benar sekali.
HapusSumpah, kirain gue Blog ini udah mati.
BalasHapusTapi tetep semangat Nulis.
Enggak dong. Blog ini masih panjang umurnya. Haha :)
HapusKeingetan blog udah kayak kuburan :(
BalasHapusUntungnya aja cuma mati suri, ya.
HapusMenulis adala cara ampuh menuangkan ide
BalasHapusSalah satu yang saya tahu adalah menulis lebih baik daripada foto selfie..
BalasHapus