Minggu, 30 November 2025

saya menyebutnya perempuan hebat

pertengahan tahun lalu, tepatnya di bulan juni, gue dipertemukan dengan perempuan yang sebelumnya gak pernah gue duga akan menjadi orang favorit gue saat ini, yang semoga akan selama-lama-lamanya. namanya zura, sizura ramadhani. kalau gue manggilnya sayang. hehehe!

kami mengenal secara daring dan janjian bertatap muka di sebuah kedai kopi ternama di daerah tangerang. sejujurnya, gue udah jatuh suka sebelum kami ketemu langsung padahal cuma via chat, call, dan melihat kecantikannya lewat foto. jiaaakhhh bisa aja gue.

gue jemput dia sambil deg-degan parah. jantung gue kayak mau copet. eh salah, benerin sendiri aja ya. bayangin setelah beberapa tahun jomblo, terus untuk pertama kalinya akan ketemu bidadari. rill cuy, bidadari! sekali lagi, BIDADARI. dia memang secantik itu. "eh, zura ya?", basa basi gue yang sangat jelek wkwkwk.

sampe disana, kami ngobrol dan saling mengenal lebih dalam. gue suka banget ternyata dia orangnya suka cerita apapun itu. dia bahas gimana pendidikannya, pengalamannya, prestasinya. gue bangga sekaligus gak fokus karena liatin mukanya yang kalau kata orang malang, "uayuuu tenannn". gue gak ngerti, dari yang awalnya jatuh suka bisa berubah secepat itu jadi jatuh cinta. eits lagi-lagi bisa aja gue.

foto pertemuan pertama kita

gue anter dia pulang dengan hati yang super seneng kayak abis dikasih duit 15 milyar cash. ah, malam yang indah.

selanjutnya kami ketemu kedua kalinya, gue langsung menyatakan perasaan dengan gemetar dan nervous parah di depan ratusan ikan. yak benar, saat itu kami lagi di sebuah aquascape. gue gak peduli perasaan ikan-ikan itu, yang jelas gue takut ditolak.



terus diterima?

finally..... she said YES. SHES MINE.

gue loncat kegirangan.

foto di hari berdebarnya jantung dan bermekarnya cinta itu. ihiyyy!

semenjak itu, kami menjadi pasangan yang saling mengisi kurang dan ruang kosong. rasa cinta mulai bertebaran gak karuan. sepasang manusia yang berusaha kompromi terhadap semua hal. dua kepala yang disatukan lewat kasih sayang.

gue bersyukur punya dia.

di sebuah perbincangan, ada hal yang membuat gue haru, sakit, marah ketika mendengar cerita masa lalu dia yang sudah berhasil dilewatkan dengan sangat baik. dia merawat luka, lalu sembuh dengan caranya sendiri. gue gak bisa ceritakan itu, tapi gue sangat mengerti hancurnya dia, yang gak semua orang bisa sekuat dan setegar itu.

maka gue menyebutnya sebagai perempuan hebat.

selama menjalani hubungan sampai saat ini, gue banyak belajar dari dia. cara bertindak, bersikap, berbicara, dan lain sebagainya. di umurnya yang lebih muda di bawah gue, dia sudah lebih keras menjalani kehidupan yang seharusnya gak boleh dia rasakan. dia terlalu berharga.

dia gak pernah bosen untuk selalu support apapun yang gue lakukan, bahkan di saat titik terendah hidup gue ketika usaha yang gue jalani tiba-tiba drop. dia bikin gue kuat dan yakin bisa lewatin fase itu. dia hadir dengan cintanya.

sekarang dia sedang berkembang. gue bangga banget dengan kepintaran, keterampilan, dan pengalamannya, akhirnya dia berhasil mendapat pekerjaan yang dia mau. gue usahakan untuk selalu dukung dia selama bikin dia happy jalaninnya. meskipun ada rasa cemburu karena suatu hal, gue pastikan ke depannya akan berpikir lebih positif demi kebaikan dia dan hubungan ini.

gue menyadari banyak kekurangan diri gue yang gak jarang bikin dia sedih. gue menyesal, gue gak pernah mau ulangin lagi. gue suka lupa dan egois kalau dia dibentuk oleh badai yang begitu luar biasa. bukan jadi penenang, kadang ketika lagi ribut, gue malah lebih keras dari dia. gak, dia gak pantes digituin. hatinya yang lembut harus gue rawat dan jaga.

zura adalah perempuan yang akan selalu gue banggakan dan bahagiakan.

udah dulu ya, gue mau jemput dia.

nanti gue akan cerita lebih banyak tentang dia dan kita.

see ya!

Membedah Campaign Spotify Saat Ini

Beberapa tahun ke belakang gue lagi fokus mempelajari bidang digital marketing. Berbagai webinar dan workshop gue ikutin untuk menggali lebih dalam karena menurut gue kebutuhan industri ke depan akan membutuhkan seorang pengiklan di dunia digital, mengingat sekarang hampir semua orang lebih banyak beraktivitas di dunia maya.

Pun kerjaan gue sekarang butuh skill itu. Jadinya bisa praktek langsung sambil menggali lebih dalam lagi. Gue mulai jatuh cinta dan merasa ada passion di marketing. Outputnya adalah jadi sering menganalisa setiap iklan yang gue lihat di internet. Mulai dari mikirin proses kreatif, copywriting, sampe CTA-nya.

Sebagai pecinta musik dan pengguna Spotify gratisan, gue jadi tertarik untuk membahas dan mengamati campaign marketing yang dijalankan mereka, dan gue akan bahas campaign yang lagi mereka eksekusi saat tulisan ini dibuat.

Berdasarkan anabel (analisa gembel) gue, ada beberapa poin menarik yang gue lihat lagi coba digarap demi mendapatkan closing berupa orang yang subscribe ke Spotify Premium.

1. Pakai pain-point dulu, baru call to action
Kalo lo perhatiin, iklan Spotify sekarang awalnya selalu menceritakan momen atau kejadian yang bisa bikin orang relate. Contohnya kayak baru pulang kerja atau nongkrong sama temen.

2. Goalsnya cuma 1, tapi jual banyak fitur
Gak cuma nawarin kalau subscribe ke premium gak ada iklan lagi, tapi mereka jual fitur kayak bisa jadi host jam session, bisa lihat waktu seberapa lama lo pakai, lihat music videonya, dan lain-lain.

3. Punya CTA menarik
CTA yang dipakai bukan hanya "Yuk join premium!", tapi yang mereka gunakan adalah, "Enak kan? Cobain sekarang!". Hampir di setiap iklan pakai CTA seperti ini. Simple, tapi gampang diinget dan kena ke hati audience sehingga penasaran mau cobain fiturnya.

Nah itu 3 hal yang gue notice dari campaign Spotify saat ini. Menurut lo, ada lagi gak? Sharing di kolom komentar yuk!

Jumat, 14 Juni 2024

Musik Mania Mantap

Well hello,
Gue mau membahas beberapa musisi yang belakangan ini lagu atau albumnya sedang gue suka. Efwaiai, gue bukan tipe orang yang bikin playlist alias random. Jadi ketika moodnya lagi pengin dengerin lagu ini atau itu, yaudah setel aja. Kalo moodnya lagi pengin mencintai dia, yaudah sadar diri aja karena banyak kurangnya. Dih curhat.

Ketertarikan gue terhadap dunia musik bisa dibilang sejak saat pertama melihat senyumannya, jantung berdebar-debar, inikah pertanda?

Serius.

Tuhan tolong aku ingin dirinya
Rindu padanya memikirkannya
Namun mengapa saat jatuh cinta
Sayang sayang dia ada yang punya.

Bentar gue coba inget-inget dulu.

Kayaknya pas SMP deh. Pada zaman itu ada acara di NET TV yang namanya Breakout. Bruntusan gak? Susah banget nulis yang bener. Bercanda mulu. Iya jadi acara itu hostnya ada Sheryl Sheinafia sama Boy William. Gue hampir setiap hari nonton mereka karena membahas seputar musik yang lagi hits dan puterin video klipnya. Ada yang tau?

Selain itu, gue juga suka nonton ajang pencarian bakat menyanyi. Jadi tambah lagi referensi lagu baru dari yang para peserta bawain. Akhirnya dari situ gue mulai explore banyak penyanyi.

Seperti orang normal lainnya, gue tau beberapa musisi dan lagu yang sedang trending pada zamannya. Hijau Daun, ST12, dan lain-lain. Lalu masuk era boyband dan girlband, terus blueband, terus bluebird, terus aja terus. Intinya gue suka banget musik. Bahkan kalo sehari aja gak denger musik, sehari tetap 24 jam.

Mulai menemukan taste yang, "gue banget nih!" sekitar 2017. Fourtwnty dan Danilla menjadi patokan musisi bagus gue pada saat itu. Gue tipe yang jatuh cinta dengan kata, jadi kepincutnya karena lirik bagus, tentu notasi lagunya juga. Beberapa kali nonton gignya, berkali-kali terpana.

Seiring berkembangnya zaman, banyak bermunculan musisi baru dengan gaya mereka masing-masing. Dari yang tergabung dalam label, sampai berjalan secara independent. Bahasa kerennya indie, bahasa Slovenia-nya adiaudbhkxauawd. Itu gue ngarang.

Intermezzonya kepanjangan, langsung aja berikut musisi keren yang nangkring di platform musik gue saat ini.

Mulai sekarang atau nunggu dia jadi milik gue dulu?

Oke, here we go.

1. Gracie Abrams
2. Hindia
3. Biru Baru
4. Nosstress
5. Bernadya
6. Bilal Indrajaya
7. Noah Kahan
8. Paul Partohap
9. Dere
10. Laufey

Dan masih banyak yang lainnya.

Udah ya.

Gue bingung bikin tulisan penutupnya.

Gini aja gapapa kan?

Marah nggak?

Marah aja.

Senin, 05 Februari 2024

Pilpres 2024, Gue Pilih Siapa?

Pemilihan Presiden Indonesia ke-8 akan dilaksanakan tanggal 14 Februari 2024, bertepatan dengan hari valentine. Menurut lu aneh gak? Kalo gue sih enggak. Terus ngapain dibahas, mas?

Gue melihat musim politik kali ini sangat MENYALA ABANGKUH karena di seluruh social media isinya membahas pilpres, bahkan generasi muda juga mulai tertarik dan menyelam di dalamnya. Buka Instagram, TikTok, X, selalu muncul muka dan berita capres. Bosen. Coba yang muncul muka dia, pasti gue betah. Kiw kiw cukurukuk.

Bertebaran berbagai macam bentuk kampanye, mulai dari yang cringe sampe cringe banget. Ada 3 kubu pendukung yang saling serang dan mencari kesalahan dari capres-cawapres lain, mencaci maki, menebar fitnah, membeli kinderjoy. Yang terakhir bercanda. Itu kelakuan bocil kalo ke minimarket.

Sementara simpatisannya tubir, para paslon punya strategi dengan mengikuti trend saat ini untuk mencari suara sebanyak-banyaknya demi mendapatkan hati masyarakat lewat gagasan, ide, visi foya misi foya, visi misi foya-foya dont play-play bosku. AWOWKWOWKOK. Jujur gue gak terlalu ngikutin cara kampanye mereka, tapi apa yang lewat timeline gue berarti booming (booming banget bahasanya, mas? viral kali!). Ada yang joget, live Tiktok, dan lain-lain.

Beberapa kali debat juga udah dilakukan dan bisa menjadi penilaian buat kita yang menonton bagaimana kualitas masing-masing paslon untuk menentukan pilihan yang diyakini akan membuat Indonesia semakin maju. Sisanya, jadi bahan untuk hobi netizen dan pekerjaan buzzer.

Jadi, gue pilih siapa?

Gue pilih untuk tidak memberi tahu karena menurut gue sangat privasi dan menghindari perselisihan dengan teman yang berbeda pandangan. Anjay.

Tapi, gue akan sedikit membagikan beberapa poin pertimbangan berdasarkan umur dan kondisi gue saat ini.

  1. Apa yang terjadi dalam 5 tahun ke depan kalo keluarga gue sakit? Faskesnya semakin baik atau tidak?
  2. Apa yang terjadi dalam 5 tahun ke depan kalo gue cari kerja? Kesempatannya luas atau tidak?
  3. Apa yang terjadi dalam 5 tahun ke depan kalo gue sudah berkeluarga? Harga kebutuhan hidup akan affordable atau tidak?

Dan masih banyak yang lainnya di luar urusan pribadi.

Jadi, buat yang baca tulisan ini, gue mau sampaikan bahwa siapapun pilihan lu, pertimbangkan apa aja manfaat dan pemenuhan hak sebagai warga negara yang akan lu dapat dari paslon yang menurut lu SANGGUP untuk MELUNASI JANJI-JANJINYA dengan melihat track record, cara berpikir, dan sebagainya.

Satu suara lu menentukan kehidupan 5 tahun lu dan keluarga.

Salam, Irfan.
(Ketua Partai Mencintai Orang yang Salah)

Selasa, 15 Juni 2021

Tipe-Tipe Player Mobile Legend yang Ngeselin


Halo semuanya, balik lagi sama gue yang udah lama banget gak nulis. Di bio social media tetep kasih julukan ke diri sendiri sebagai blogger, padahal blognya terakhir update postingan tahun 1912. Mau pake alesan gak sempet nulis karena sibuk sama kerjaan tapi gak boleh bohong. Mungkin covid adalah penyebabnya.

Lah, males mah males aja.

Hahaha.

Sebelum lo baca lebih lanjut, karena tulisan ini isinya berhubungan dengan game Mobile Legend atau orang-orang biasa menyebutnya ML alias MoLe alias game mati suri gapapa lanjut aja bacanya. Walaupun lo ga paham, lumayan isi waktu luang dari pada buka menu di hp, terus lock, buka menu lagi, berharap ada notifikasi entah chat atau dm dari seseorang tapi lo lupa bahwa lo bukan siapa-siapanya.

Betewe, gue main Mobile Legend udah hampir 3 tahun. Sempet pensi beberapa season karena belum terlalu tertarik. Saat itu hidup gue terasa damai, jarang emosi, jarang ngomong kasar. Sekarang bisa dibilang gue main Mobile Legend sebagai kebutuhan pokok, kalo dalam sehari gak login berasa ada yang kurang dalam hidup gue. Kecanduan lah. Tapi bagusnya adalah gue masih bisa bagi waktu untuk kegiatan lain. Aktivitas jalan, ngegame juga.

Mobile Legend 'kan yang main banyak ya, nah player-playernya pasti ada aja tuh tingkahnya yang bikin gue sebagai anak sholeh dan baik serta rajin menabung ini jadi gampang emosi. Padahal main untuk have fun hilangin penat, tapi malah tambah stress. Padahal tinggal 1 bintang lagi mau naik ke mythic, ada aja cobaannya. Kampret. Nih dia pelakunya:


1. Si Troll
Player ini biasanya pick hero sesukanya, spell semaunya, abisin source jungle punya core. Terus kerjaannya cuma bunuh diri ke tower dan menyerahkan nyawa ke musuh sebanyak mungkin. Karena emang niatnya mau troll. Ngeselin banget sih kalo ketemu player begini.

2. Si Buta Map
Seperti julukannya, player ini mungkin hpnya sengaja dikasih koyo di bagian kiri atas biar mapnya ketutupan. Temen satu tim lagi digank padahal posisi deket dia, eh bisa-bisanya dia malah ngobrol sama minion. Lebih parah lagi minion musuh udah masuk base mau ancurin tower, dia masak indomie dulu. Alias ngapain lo ngebuff mulu sih anjir.

3. Si Mukil
Mukil adalah player yang maunya selalu war dan dapet poin kill, lupa kalo harus objektif. Liat musuh darah setengah auto birahi maju sendirian, eh ternyata musuhnya ada tim yang backup di ambush. Mati lah dia. Turtle dicuekin, turret gak mau hancurin. Kill Death Assist bagus buat apa kalo defeat? Hadeh.

4. Si AFK
Nah ini biasanya terjadi kalo player lagi main terus tiba-tiba jaringan jelek atau ada kebutuhan mendadak, jadi keluar dari game yang masih berjalan. Iya emang wajar, tapi ngeselin juga karena kekuatan tim jadi berkurang dan kemungkinan akan kalah. Kalo untuk hal-hal yang urgent sih masih bisa dimaklumin, tapi ada aja yang sengaja AFK karena mati terus jadi males lanjut main. Lah ngambek.

Yak itulah Tipe-Tipe Player Mobile Legend yang Ngeselin menurut gue berdasarkan pengalaman sendiri saat bermain. Oh iya, gue nulis ini bukan merasa udah jago, tapi cuma pengen menuangkan keresahan aja. Bayangin coba mau main serius push rank tapi ketemu player kayak yang gue sebutin di atas. Auto gondok.

Hal yang biasanya gue lakuin sih cuma sabar, tahan emosi, iya gapapa kok, baru deh kena mental. WKWKWK.

Sekian dulu postingan gue kali ini, sampai ketemu di postingan selanjutnya di tahun 2090. Bye~

Sabtu, 23 Februari 2019

Keresahan yang Gue Rasakan di Instagram


Dengan hormat,
Saya pemilik blog ini memohon maaf  karena udah lama tidak update postingan. Dikarenakan terlalu sibuk mencari alasan untuk tidak menulis, sampai akhirnya untuk kembali menyusun kalimat udah mulai kaku dan bingung harus bagaimana memulainya. Jadi, jangan pusing kalo tulisan gue berantakan. Sepakat? Lanjut!

Baiklah, mari kita mulai.

Gue melihat perkembangan media sosial sangat meroket, terutama jumlah penggunanya. Semua kalangan berlomba-lomba punya akun medsos biar nggak ketinggalan zaman, bisa curhat dengan bebas, pamer abis beli barang baru, sampe upload video makan sabun. Facebook, Twitter, Instagram, Bigo Live, dan lain sebagainya menjadi aplikasi yang wajib ada di smartphone.

Berhubung yang paling rame sekarang adalah Instagram, jadi gue akan meluapkan keresahan ketika berselancar di dalamnya. Gue mulai main Instagram tahun 2013, suasananya saat itu berasa kayak lagi di Indomaret; ADEM. Nggak pernah gue lihat komentar yang sebenernya mau memojokan orang lain, tapi diperhalus dengan kalimat pembuka “maaf sekadar mengingatkan” padahal bangsat. Eh tahun-tahun berikutnya malah jadi begini. Panas.

Btw, gue nggak menyalahkan siapapun yang menasehati kalo emang niatnya baik. Bisa lewat DM atau email, bukan di ruang publik. Menyampaikannya pun harus sopan. Apalagi kalo nggak kenal. Yang sering gue temukan justru kalimatnya seenak jidat. Ya gimana mau diterima?

Mayoritas mereka adalah pemilik akun 0 post, 0 following, 0 followers dan diprivate. Tujuan bikin akun bodong cuma untuk mengikuti nafsu jempolnya yang jahat itu. Ada juga yang profile picture, bio, dan feednya religius, tapi ikut menyebarkan kebencian, provokasi, sampe ikut campur kehidupan pribadi orang lain. Terutama di akun artis, influencer, dan orang terkenal lainnya. Masuk ke comment section, lalu komentar body shaming dan gosip miring. Kenapa ya mereka seposesif itu sama orang yang belum tau aslinya gimana, tapi seakan-akan selalu berada di sampingnya. Dasar rengginang!

Aaa... kuah pop mie!

Aaa... sol patu!

Hati terlanjur benci. Sekalipun hal baik dan bermanfaat yang dilakukan, pasti dicari-cari kesalahannya. Rasa kemanusiaan dikesampingkan, nggak peduli sakit hati atau nggak, yang terpenting puas menyampaikan kekesalan.

Orang-orang kayak gini biasanya cuma berani di jagat maya. Kalo ketemu langsung paling minta foto. Ada juga yang tiba-tiba kesurupan batu. Diem doang.

Bukan cuma itu, beberapa kali gue menemukan tipe yang suka ribut dan debat biar kelihatan pinter. Mengutarakan pendapat yang menurutnya bener, lalu ada yang bantah, eh dibantah lagi dan begitu seterusnya. Endingnya nggak ada point yang bisa diambil karena emang bukan diskusi, tapi perang ego dan emosi. Bahkan ada sebuah debat nyebut lawannya dengan nama hewan.

"Lo pikir aja, emang rindu bisa diatur-atur?"

"Gausah ngegas nyuruh gua mikir segala, njing!"

"Emang lu tau rindu, nyet?"

"Bukan urusan lu gua tau atau nggak!"

Begitu contohnya.

Tapi masih banyak juga debat sehat yang bisa kamu temukan. Terserah kamu lebih tertarik yang mana.

Makin kesini Instagram seakan menjadi sebuah platform untuk ajang saling menjatuhkan yang nggak sefrekuensi, bukan sebagai tempat untuk memberi informasi atau menunjukan karya. Bahkan ada yang memberanikan diri memposting karyanya, malah dinyinyirin. Apa sih susahnya mengapresiasi, wahai sapu lidi?

Kalo dirasa nggak sesuai ekspektasi, nggak perlu caci maki.

Anyway, gue pernah mengalami fase di mana mau posting karya harus mikir lumayan lama.

“Bagus ga ya?”

“Ada yang suka ga ya?”

“Kalo tidur ga merem bisa ga ya?”

Ketakutan itu muncul ketika melihat karya orang lain lebih aduhay, apalagi temen sendiri. Iri dengan skillnya. Bukan karena takut kalah saing, tapi yang membuat gue merasa terbebani adalah komentar-komentar yang akan muncul setelah diupload.

Seiring berjalannya waktu, gue mulai sadar. Semakin gue ikuti ketakutan itu, semakin bikin gue males untuk terus belajar. Sampe akhirnya gue bersikap bodo amat. Suka, boleh apresiasi. Nggak suka, bukan urusan gue. Karena kalo selalu mendengarkan celotehan netizen di negara berbakingsoda, hidup akan terasa sangat berat.

Intinya, saling menghargai dan hindari perdebatan sampah. Udah lah.. lebih baik ngestalk mantan. Tapi hati-hati kepencet like, apalagi di foto berdua sama pacar barunya. Wkwkwk bye!